BAB III: ADAB BERTETANGGA
MATERI
BAB III : ADAB BERTETANGGA
1.
Pengertian Tetangga dan Masyarakat
Tetangga adalah orang yang rumahnya berdekatan dengan rumah kita.
Dari pengertian ini mengandung makna bahwa bertetangga tidak memiliki ketentuan
yang khusus. Ini berarti bahwa tetangga kita bisa berbeda suku, warna kulit,
adat istiadat, agama atau keyakinan, kaya ataupun miskin. Namun dalam hal ini
batasan tetangga masih diperselisihkan para ulama. Pendapat mu’tabar atau
pendapat yang masyhur mengatakan bahwa batasan tetangga adalah 40 rumah dari
semua arah. Hal ini disampaikan oleh Aisyah ra, Az-Zuhri dan Al-Auza’i. Adapun masyarakat
adalah kumpulan dari beberapa tetangga, yang berarti masyarakat ini memiliki makna
yang lebih luas secara wilayah.
2.
Dalil Hidup Bertetangga
Dalam bertetangga dan bermasyarakat terdapat interaksi manusia satu
dengan yang lainnya, sehingga dibutuhkan kepekaan sosial yang baik dari setiap
individu yang ada. Sebab satu manusia dengan yang lainnya pastilah memiliki
watak, sifat dan kebiasaan yang berbeda. Saling menghormati, berbuat baik dan
memiliki toleransi merupakan kewajiban bagi seorang muslim atas keberadaan
tetangga dan masyarakat sekitarnya.
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا
بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ
وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ
بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا
يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak,
karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga
yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”. (QS.
An-Nisa: 36)
Jelas sudah bahwa menghotmati dan berakhlak baik kepada tetangga
adalah sesuatu yang wajib kita lakukan sebagai umat beragama dan sebagai
makhluk yang hidup saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Dan hal itu uga
merupakan sebagian tanda dari keimanan seseorang kepada Tuhannya.
3.
Sikap Hidup Bertetangga
Dalam hidup bermasyarakat tentunya interaksi satu dengan yang lain
pasti akan terjadi. Maka sebagai seorang muslim harus selalu menjaga dirinya
untuk selalu berbuat baik terhadap tetangga dan masyarakat sekitar. Berbuat
baiknya kita kepada sesama merupakan salah satu ciri orang yang beriman kepada
Allah swt. Seorang tetangga memiliki sejumlah hak asasi dari kita, di
antaranya:
1. Hendaknya kita memberi salam kepadanya terlebih dahulu
2.
Hendaknya kita berbuat kebajikan kepada siapapun tanpa harus menunggu orang
lain berbuat kebajikan pada kita
3.
Hendaknya kita mengembalikan hak adami (seperti membayar hutang, mengembalikan barang
orang lain yang kta pinjam) kepada mereka
4. Hendaknya kita mengunjunginya jika ada yang sakit
5.
Hendaknya kita memberi ucapan selamat jika mereka bergembira dan memberikan
ucapan takziah jika mereka kesusahan.
6.
Hendaknya kita menutupi segala kekurangannya dan melindunginya dari segala
kesulitan semampu kita
7. Hendaknya berhadapan dengan mereka selalu dengan senyuman dan
penuh hormat.
Jika kita telah mampu memberikan dan melaksanakan hak-hak
bertetangga di atas, tentunya kehidupan yang bahagia, harmonis, rukun, tentram,
aman dan bersahaja akan terjadi dengan sendirinya, sehingga terjauh dari segala
fitnah dan permusuhan. Setiap manusia memiliki hak bermasyarakat yang harus
kita hormati. Namun demikian meskipun kita memiliki hak, kita juga harus
memperhatikan hak-hak sekitar, agar bisa saling menghormati satu sama lain dan
dapat menjaga dari konflik.
Terjadinya perkelahian antar warga, permusuhan dengan tetangga
sendiri, hingga ketidak harmonisan yang lain merupakan bentuk pelanggaran hak
asasi dan kurang dapat menjaga serta tidak saling menghormati satu dengan yang
lain. Hal ini dapat di atasi dengan melaksanakan musyawarah damai ketika
terjadi pertikaian atau kesalah fahaman antara satu warga dengan warga yang
lain.
Secara luas sikap hidup bertetangga dan bermasyarat ini dapat
diwujudkan dalam beberapa bentuk akhlak yang paling utama dan sangat dianjurkan
oleh Islam adalah sebagai berikut:
1. Tidak Menyakiti Tetangga bahkan Memuliakannya
Tidak salah lagi bahwa menyakiti tetangga adalah perbuatan yang
diharamkan dan termasuk di antara dosa-dosa besar yang wajib untuk dijauhi.
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari
Akhir, maka janganlah ia menyakiti tetangganya”. (Muttafaq ‘alaih)
Di antara sikap memuliakan tetangga dan berbuat baik kepadanya
adalah: memberikannya hadiah walaupun tidak seberapa nilainya. Sebagaimana
hadis yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah ra. ia berkata, “Wahai Rasulullah! Saya
memiliki dua tetangga, siapa yang harus aku beri hadiah?” Beliau Rasul saw
menjawab, “Kepada tetangga yang lebih dekat pintunya darimu?” (HR.
al-Bukhari).
Hadis di atas merupakan bukti begitu pentingnya menjaga hidup
bertetangga. Sebab interaksi sosial akan menghadapi watak, sifat dan karakter
yang berbeda-beda, sehingga menanggapinya pun juga pasti akan berbeda. Ada yang
mudah tersinggung, ada yang sulit untuk memahami, ada juga yang tidak sama
dengan ide atau pendapat kita. Dengan demikian maka wajiblah bagi setiap muslim
khususnya untuk menjunjung tinggai nilai-nilai yang berlaku di dalam masyarakat
sekitar dengan tidak keluar dari kaidah dan ajaran-ajaran Islam yang berlaku.
2. Bermuka berseri-seri (ceria) saat bertemu
Berwajah berseri-seri dan selalu tersenyum saat bertemu dengan para
shahabatnya adalah merupakan kebiasaan Rasulullah saw. Dari Jarir bin Abdullah
ra. ia berkata, “Tidak pernah Rasulullah saw melihatku kecuali ia tersenyum
padaku.” (Hadis Muttafaq ‘alaih).
Rasulullah saw bersabda, “Senyummu kepada saudaramu adalah
sedekah.” (HR. at-
Tirmidzi). dan beliau juga bersabda, “Janganlah kamu
menghina/meremehkan sedikit pun dari kebaikan, walaupun hanya bertemu dengan
saudaramu dengan muka berseri-seri.” (HR. Muslim).
Dalam keadaan bagaimanapun, maka kita dianjurkan untuk tetap
bermuka ceria dan menyembunyikan dari segala persoalan hidup yang mungkin kita
alami. Hal ini adalah bentuk penghormatan kita kepada orang lain, sehingga kita
tidak menjadikan orang lain berprasangka yang buruk kepada kita.
Sungguh mulya nabi Muhammad saw mengajarkan kepada kita untuk
selalu tersenyum kepada sesama, khususnya sesama muslim. Hal ini memiliki pesan
moral bahwa seyogyanya manusia tidak memasang muka masam dan sedih, sebab
dengan kita bermuka masam sedih di depan
sesama, maka itu berarti kita juga menjadikannya ikut merasakan sedih. Sedih
merupakan sifat normal yang dimiliki setiap manusia, namun hendaknya kesedihan
itu tidak berlarut terlalu lama sehingga saudara, teman dan orang yang berada
di sekitar kita sebab hal ini akan membuat merka merasakan kesedihan tersebut.
3. Menolong Saat dalam Kesulitan
Di antara memelihara dan menjaga hak-hak bertetangga adalah dengan
menolong tetangga saat dalam kesulitan/saat ia membutuhkan. Nabi Muhammad saw
bersabda, “Sesungguhnya Asy’ariyyin (suku asy’ari) adalah jika perbekalannya
habis, atau jika persediaan makanan untuk keluarganya di Madinah tinggal
sedikit, mereka mengumpulkan apa yang mereka miliki dalam satu kain, lalu
mereka membagikannya di antara mereka pada tempat mereka masing-masing dengan
sama rata. Mereka adalah bagian dariku, dan aku adalah bagian dari mereka.”
(Hadis Muttafaq ‘alaih).
Bagaimana akhlak Rasulullah terhadap seorang pengemis Yahudi dan
buta. Nabi memiliki kebiasaan setiap pagi pergi ke ujung pasar dengan
membawakan makanan untuknya. Nabi memberikan makanan itu dengan lembut dan
penuh kasih sayang, bahkan Nabi tidak segan untuk menyuapinya. Kebiasaan
tersebut diteruskan oleh Abu Bakar yang ternyata kurang mampu untuk meniru
kebiasaan dan kehalusan budi Nabi padanya, sehingga seorang Yahudi itupun marah
dan mengutarakan perbedaan cara penyajiannya dengan Nabi. Setelah Yahudi itu
tahu bahwa yang selama ini memberikan makanan dan menyuapi dengan halus dan
penuh kasih sayang adalah orang yang selalu dihina dan difitnahnya, seketika
itu ia menangis, menyesal dan berakhir dengan persaksiannya untuk memeluk agama
Islam.
Banyak di antara para tetangga yang acuh dengan keadaan
tetangganya. Padahal menolong tetangga saat ia membutuhkan adalah salah satu
faktor untuk dapat meraih simpati dan cintanya. Nabi Muhammad saw bersabda, “Seutama-utama
amal shalih adalah membahagiakan saudaramu yang mu’min, atau melunaskan
hutangnya, atau memberinya roti.” (HR. Ibnu Abi ad-Dunya).
Bentuk saling tolong menolong ketika dalam kesulitan ini banyak
bentuknya, mulai dari menolong secara materi seperti memberikan sandang, pangan
dan papan saat tetangga mengalami kesulitan hingga dalam bentuk aktifitas nyata
seperti ikut membenahi jalan warga, membenahi rumah tetangga yang terkena
musibah atau dalam bentuk lain.
4. Memberikan Penghormatan yang Istimewa
Intervensi dalam urusan pribadi tetangga adalah salah satu sebab
yang dapat menimbulkan ketidak harmonisan dalam bertetangga. Seperti menanyakan
hal-hal yang sangat pribadi. Contoh: “Berapa gajimu?” “Berapa pengeluaranmu
tiap bulan?” “Berapa uang simpananmu?” “Kamu punya berapa rekening?” Dan lain
sebagainya.
Seorang muslim yang baik adalah seorang yang memperhatikan tata
krama dalam
bertetangga, tidak mencampuri urusan yang tidak bermanfaat baginya,
dan tidak menanyakan urusan-urusan orang lain yang bersifat pribadi. Nabi
Muhammad saw juga bersabda, yang artinya :
“Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah Saw
bersabda:
Merupakan tanda baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu
yang tidak
berguna baginya”. (HR.
Tirmidzi)
Hadis di atas memberikan pelajaran kepada kita bahwa termasuk
sifat-sifat orang muslim adalah dia menyibukkan dirinya dengan perkara-perkara
yang mulia serta menjauhkan perkara yang hina dan rendah. Menyibukkkan diri
dengan sesuatu yang tidak bermanfaat adalah kesia-siaan dan merupakan pertanda
kelemahan iman. Dan ikut campur terhadap sesuatu yang bukan urusannya dapat
mengakibatkan kepada perpecahan dan pertikaian diantara manusia. Maka jika anda
ingin mendapat cinta dan simpati tetangga, janganlah pernah mencampuri
urusan-urusan pribadi mereka.
5. Menerima Udzur (permohonan maaf)
Berinteraksi dengan sesama akan bermacam bentuknya. Adakalanya
sikap dan perilaku kita menyinggung sesama, ataupun sebaliknya. Hal ini tidak
dapat kita hindari sebab kita adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan
satu dengan yang lain, hal itu terjadi karena berbagai macam motif dan
tujuannya.
Bersikap toleransi dengan tetangga, dan lemah lembut dalam
berinteraksi dengannya merupakan salah satu kiat untuk menarik simpati
tetangga. Memaafkan terlebih dahulu atas kesalahan yang lain merupakan sifat
mulya dan terpuji, sebab dengan terbiasa memaafkan, maka kita akan terbebas
dari sifat hasud dan prasangka
buruk kepada sesama. Pembiasaan sikap seperti ini harusnya
ditanamkan sejak kecil, sebab dengan demikian sifat pemaaf apabila telah
menjadi sebuah sifat dan karakter seseorang akan membawa kepada kemulyaan dalam
kehidupannya di tengah-tengah masyarakat dan akan tidak banyak mengalami
kesulitan hidup bermasyarakat. Contohnya: Dengan menerima permohonan maaf
darinya, dan menganggap seolah-olah ia tidak pernah melakukan kesalahan
tersebut. Karena tidak ada manusia yang tidak pernah berbuat salah. Bahkan yang
lebih utama adalah memaafkannya sebelum ia meminta maaf. Sikap inilah yang
dapat menambah kecintaan tetangga kepada kita.
6. Menasihati dengan Lemah Lembut
Manusia yang berakal tentu tidak akan menolak nasehat, dan tidak
pula membenci orang yang menasehatinya. Tetapi umumnya manusia tidak menerima
kalau dirinya dinasehati dengan cara dan sikap yang kasar serta tidak beretika.
Allah swt sungguh telah memuji Nabi Muhammad saw dan mengaruniakan sifat lemah
lembut kepada beliau, sebagaimana firman- Nya:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ
لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ
فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا
عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku
lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma’afkanlah mereka,
mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan
itu.
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah
kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-
Nya.” (QS.
al-Imran: 159)
Nabi Muhammad saw bersabda, “Sesungguhnya Allah Maha Lembut, Dia
mencintai kelembutan dalam segala urusan.” (Hadis Muttafaq ‘alaih).
Seorang muslim yang baik ketika tahu tetangganya berbuat maksiat
adalah menasehatinya dengan lemah lembut, dan mengajaknya kembali ke jalan
Allah swt, memotivasinya agar berbuat baik, dan memperingatkannya dari
kejahatan, serta mendo’akannya tanpa sepengetahuannya. Sikap-sikap inilah yang
dapat menarik simpati tetangga dan memperbaiki hubungan di antara tetangga.
7. Saling Berkunjung
Nabi Muhammad saw bersabda tentang keutamaan berkunjung ini, “Sesungguhnya
ada seorang yang mengunjungi saudaranya di suatu kampung. Maka Allah swt
mengutus seorang malaikat untuk mengawasi perjalanannya. Malaikat tadi bertanya
kepadanya, “Mau ke mana kamu?” Lalu ia menjawab, “Saya mau mengunjungi
saudaraku di kampung.” Lalu ia bertanya kembali, “Apa kamu ingin
mengambil hakmu darinya?” Ia menjawab, “Tidak, tetapi karena saya
mencintainya karena Allah swt”. Dia berkata, “Sesungguhnya aku adalah
utusan Allah subhanahu wata’ala kepadamu, dan sesungguhnya Allah mencintaimu
sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena-Nya.” (HR. Muslim).
Seseorang
hendaknya mencari waktu yang tepat untuk mengunjungi tetangganya. Tidak mendatanginya
dengan tiba-tiba atau tanpa mengabarinya terlebih dahulu atau meminta izin kepadanya.
Dan hendaklah tidak membuat tetangga merasa terbebani atau direpotkan dengan
kunjungannya. Maka hendaklah ia tidak terlalu sering berkunjung, khawatir kalau
hal itu membosankannya dan membuatnya menjauhkan diri darinya. Dan juga
hendaklah tidak duduk berlama-lama saat berkunjung. Kiat-kiat inilah yang dapat
membuat tetangga senang menyambut kunjungan kita, bahkan merindukan kedatangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar