Kamis, 10 Mei 2018

materi bab II akidah akhlak kelas IX Semester ganjil


 BAB II : AKHLAK TERPUJI TERHADAP DIRI SENDIRI

MATERI BAB II : AKHLAK TERPUJI TERHADAP DIRI SENDIRI
1.      Pengertian Berilmu, Kerja Keras, Kreatif, dan Produktif
a.       Berilmu
Kata ilmu berasal dari bahasa arab yang berarti pengetahuan, kepandaian tentang sesuatu. Lawan kata ilmu ialah jahl yang berarti kebodohan, ketidak tahuan. Seseorang dikatakan berilmu apabila memiliki kemampuan atau kepandaian tentang sesuatu, misalnya membaca kitab kuning (kitab tanpa harakat/tanda baca). Apabila kemampuan membacanya sangat baik, maka orang tersebut dikatakan pandai membaca kitab kuning. Sebaliknya, apabila seseorang tidak mengetahui sesuatu, dikatakan orang yang tidak tahu. Apabila ketidak tahuanya sangat banyak (dalam berbagai hal) maka disebut orang bodoh. Dengan berilmu manusia mengetahui mana yang baik dan buruk, mengetahui mana yang halal dan yang haram serta dapat membedakan kebaikan dan keburukan.

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
Artinya: “Sesungguhnya Allah swt tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d ayat 11)
Semua manusia mengakui bahwa ilmu sangat penting dalam kehidupan saat ini. Zaman semakin maju dan terbuka, persaingan hidup yang semakin ketat dan terbuka serta semakin sulit untuk dihindari. Tanpa bekal ilmu yang memadai, kiranya semakin sulit menghadapi masa depan. Itulah sebabnya, kian lama manusia kian memiliki kesadaran untuk terus menuntut ilmu. Biaya yang dikeluarkannya pun amat besar untuk mencapai tingkatan pendidikan yang lebih tinggi. Demikian pentingnya ilmu sehingga terdapat hadis yang artinya :
“Barang siapa menginginkan kebahagiaan dunia, wajib baginya mempunyai ilmu. Barang siapa menginginkan kebahagiaan akhirat, wajib baginya mempunyai ilmu. Barang siapa menginginkan kebahagiaan keduanya, wajib baginya mempunyai ilmu”. (HR. Turmudzi)
Untuk mencapai kebahagiaan akhirat, juga harus memiliki ilmu. Mengapa demikian? Karena kebahagiaan akhirat hanya dapat dicapai dengan mengamalkan ajaran agama secara benar. Untuk dapat mengamalkan ajaran agama secara benar diperlukan ilmu tentang agama. Oleh sebab itu setiap muslim harus menyadari pentingnya berilmu. Ajaran agama yang benar dan memiliki tingkat keilmuan yang baik serta dapat dipertanggungjawabkan bisa kita dapatkan melalui pendidikan keagamaan berupa pendidikan pesantren, madrasah atau pendidikan nonformal lainnya seperti madrasah diniyah. Namun nampaknya dunia pesantren, madrasah dan madrasah diniyah dengan santri sebagai simbol utamanya mulai kurang diminati oleh remaja saat ini bahkan juga sebagian orang tua yang
condong mendahulukan ilmu duniawi (ilmu umum) dan menomor duakan ilmu ukhrawi (ilmu agama), sehingga ilmu keagamaannya sangatlah kurang untuk dibuat bekal meraih kebahagiaan di akhirat.
Dalam hal ilmu, manusia dapat dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu:
a. Mereka pandai dan dapat memanfaatkan ilmunya secara baik untuk kepentingan agama dan kemanusiaan. Manusia kelompok ini adalah manusia yang dapat bermanfaat untuk sesama, sehingga dengan kondisi seperti itu, maka akan membawa keberkahan hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak.
b. Mereka pandai namun tidak mau atau tidak mampu memanfaatkan ilmunya secara baik. Golongan ini membahayakan orang lain karena mungkin ilmu yang dimiliki digunakan untuk mencari keuntungan sendiri jika tidak diiringi keimanan yang baik.
c. Mereka yang tidak pandai tetapi menyadari kekurangan dirinya. Golongan ini masih baik karena dapat diarahkan menuju yang baik. Apabila bersalah, dia segera mengakui kesalahannya dan mau berusaha memperbaiki kesalahannya.
d. Mereka yang tidak pandai namun tidak menyadari kekurangannya. Orang yang demikian ini sulit diarahkan karena merasa mampu dan benar. Nasehat dan pengarahan dari orang lain tidak diperlukan karena merasa mampu. Golongan ini sering mengikuti hawa nafsunya dan tidak memperhatikan orang lain. Sehingga berakibat tidak disukai dalam pergaulannya.
Dalam kehidupan sehari-hari tentulah akan nampak di depan kita mereka yang memiliki ilmu akan berbeda dengan mereka yang tidak berilmu. Secara garis besar, sikap orang berilmu dan mencintai ilmu antara lain:
a. Memiliki semangat untuk terus menggali ilmu
b. Rajin dan senang mendatangi tempat-tempat ilmu untuk memperoleh tambahan ilmu
c. Ringan dalam mengeluarkan biaya demi tercapainya suatu ilmu
d. Memiliki banyak teman orang-orang yang berilmu.
e. Berakhlak mulya dalam kesehariannya, sebab orang yang berilmu haruslah juga memiliki akhlak yang baik dan tidak menyombongkan diri di depan orang lain. Beberapa akhlak yang harus dimiliki orang berilmu dalam kehidupan sehari-hari adalah:
1). Bersabar, tenang dan tetap berwibawa                                       
2). Tidak sombong kecuali dengan orang zalim dengan tujuan memperingatkan mereka
3). Mengutamakan sikap rendah hati
4). Menerima dalil yang benar walaupun dari lawan
5). Selalu bertaqwa kepada Allah swt.

Menuntut ilmu bagi tiap muslim tanpa batas waktu, seseorang yang mencari ilmu akan berakhir saat kematian menjemput. Menuntut ilmu juga tidak melihat strata sosial manusia, di manapun, dengan siapapun dan dalam kondisi apapun, ilmu dapat diperoleh. Sepanjang ilmu tersebut membawa kemanfaatan dan bukan ilmu yang dilarang untuk memilikinya seperti ilmu sihir, perdukunan dan untuk mencelakakan yang lain maka bolehlah bagi kita untuk mempelajarinya.
Memiliki ilmu akan mengangkat derajat, harkat dan martabat seseorang di dunia, dan menjadikan manusia bahagia di akhirat. Meraih cita-cita yang kita inginkan juga dengan ilmu, untuk menjalani kehidupan sehari-hari juga butuh ilmu. Oleh karena itu kita sebagai pelajar maka harus memiliki semangat tinggi untuk terus menuntut ilmu.
b.      Kerja Keras
Sikap kerja keras berarti bersungguh-sungguh, bersemangat tinggi dalam mengerjakan sesuatu. Tekun dan ulet, tidak mudah menyerah apabila menghadapi kendala atau kesulitan. Setiap usaha memerlukan kesungguhan walaupun kadarnya berbeda. Sikap seperti ini akan menuntun pada sebuah keberhasilan dan kesuksesan serta mencapai apa yang telah diinginkan.

قُلْ يَا قَوْمِ اعْمَلُوا عَلَىٰ مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ ۖ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ
Artinya: Katakanlah: “Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, Sesungguhnya aku akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahui,” (Az-Zumar: 39)

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah swt banyak-banyak supaya kamu beruntung”. (Al- Jumu’ah : 10)
Rasulullah Saw bersabda yang artinya: “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah, namun pada masing-masing ada kebaikannya. Bersemangatlah engkau mencapai sesuatu yang bermanfaat bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah engkau merasa tak berdaya....” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).
Dalil al-Qur’an dan hadis di atas merupakan pedoman dan dasar umat manusia untuk bekerja keras dalam kehidupannya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya di dunia yang tentunya diperuntukkan untuk ibadah kepada Allah swt.
Sikap kerja keras seharusnya menjadi sikap setiap muslim. Untuk dapat memiliki sikap kerja keras, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Selalu menyadari bahwa hasil yang diperoleh dari jerih payahnya sendiri lebih terpuji dan mulia daripada menerima pemberian dari orang lain
2. Islam memuji sikap kerja keras dan mencela meminta-minta
3. Memiliki semboyan tidak suka mempersulit orang lain dengan mengharapkan bantuannya
4. Menyadari sepenuhnya bahwa memberi lebih mulia daripada meminta.
Maka untuk menjadi orang yang mampu bekerja keras kita harus memperhatikan beberapa hal di bawah ini:
1. Kuatkan niat bahwa kerja keras itu adalah ibadah.
2. Kerjakan sesuatu itu dengan sungguh-sungguh.
3. Jangan menyerah jika menemui kesulitan.
4. Hindari sesuatu yang melanggar agama.
5. Bertawakal kepada Allah swt setelah bekerja keras.
Ujian bagi seseorang yang telah berhasil mencapai apa yang ia inginkan melalui hasil kerja keras dan jerih payahnya adalah sifat sombng, hal ini harus diwaspadai jangan sampai setelah memperoleh apa yang telah diinginkan kemudia kita sombong dan lupa akan bersyukur kepada Allah swt. Karena pada dasarnya apa yang telah kita peroleh merupakan karunia dan nikmat yang diberikan oleh Allah swt kepada kita setelah bekerja keras dan sungguh-sungguh serta niat
untuk ibadah kepada Allah swt.
Adapun hikmah bagi orang-orang yang bekerja keras adalah sebagai berikut :
1.      Disukai Allah
2.      Tidak musah putus asa
3.      Selalu menemukan jalan ketika dalam kondisi terpaksa
4.      Merasa sayang jika waktunya terbuang percuma
5.      Berpeluang besar untuk meraih kesuksesan
6.      Lebih memiliki harga diri dan percaya diri
c.       Kreatif dan Produktif
Kata kreatif berasal dari bahasa Inggris create yang berarti menciptakan. Creation berarti ciptaan, sedangkan kreatif (creative) berarti memiliki daya cipta. Sedangkan Produktif berarti banyak mendatangkan hasil dan banyak menghasilkan sesuatu. Kedua sifat tersebut termasuk akhlak karimah yang perlu dimiliki oleh seorang yang ingin maju. Jadi, kreatif yaitu seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru. Orang yang kreatif selalu melihat dan berpikir bahwa Allah swt, menciptakan alam semesta ini senantiasa tidak akan sia-sia dan untuk dimanfaatkan sepenuhnya untuk keperluan hidup manusia. Dengan konsep kreatif seperti ini maka akan memicu orang tersebut untuk terus produktif atau selalu berfikir untuk berusaha mendatangkan banyak hasil dari apa yang telah ia lakukan.
Namun perlu dijadikan pegangan kuat bahwa modal yang telah Allah swt berikan kepada kita dalam bentuk akal sehingga muncul kreatifitas dan menjadikan hidup lebih produktif harus dibarengi dengan pengetahuan keimanan dan ketaqwaan yang baik, sehingga dapat menggunakan akal untuk berfikir kreatif selalu berpegang teguh pada ajaran-ajaran Islam dan berakhlak yang luhur, sehingga dapat menjadikan hidup ini lebih berkah dan manfaat bagi sesama. Jika tidak demikian, maka banyak contoh yang telah terjadi, bagaimana seorang pejabat justru menggunakan kreatifitas dan produktifitasnya pada jalan yang salah, seperti korupsi, penipuan dan hal-hal lain yang dilarang dalam ajaran Islam.
Zaman semakin berkembang, persaingan hidup sangat ketat. Keadaan seperti ini mengharuskan seorang muslim untuk bersaing dalam segala bidang, bukan
hanya berusaha membentengi diri dengan keimanan namun juga berusaha menyeimbangkan diri dengan perkembangan yang ada agar tidak tertinggal dan tidak terbelakang. Kebutuhan hidup juga menjadi satu pertaruhan untuk tetap bisa bertahan dan berkembang, bahkan harus tercukupi. Oleh karena itu kreatifitas sangat diperlukan dalam menciptakan lapangan pekerjaan. Selain itu juga dibutuhkan produktifitas agar menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
Rasulullah mengajak kepada setiap mukmin agar berusaha menjadi mukmin yang kuat. Kuat yang dimaksud harus memenuhi persyaratan, yaitu:
1. Kuat fisik, artinya gizi terpenuhi, olah raga teratur, dan istirahat yang cukup
2. Kuat harta, artinya kebutuhan hidup dapat dipenuhi
3. Kuat mental, artinya memiliki keberanian dalam menghadapi berbagai persoalan
4. Kuat iman, artinya menjalankan ibadah sesuai dengan petunjuk agama
5. Kuat ilmu, artinya dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapi agar dapat mencapai cita- cita.

2.      Ciri-ciri Orang Berilmu, Kerja Keras, Kreatif, dan Produktif
Ciri-ciri orang yang kreatif dan produktif adalah sebagai berikut :
1). Memiliki jiwa yang dinamis dan profesional
2). Ingin segalanya yang paling lengkap dan sempurna.
3). Memiliki banyak ide dan kemauan
4). Suka memilih hal-hal yang bersifat menantang
5). Selalu mencoba dengan sesuatu yang baru.

3.      Cara Agar Memiliki Akhlak Terpuji Terhadap Diri Sendiri
Cara agar menjadi orang yang kreatif dan produktif adalah sebagai berikut :
1). Memiliki disiplin tinggi
2). Berkarya dalam bidangnya
3). Selalu memiliki rasa ingin tahu (curiositas).
4). Terbuka pada hal-hal yang baru.
5). Berani memikul resiko.
6). Memiliki semangat yang tinggi untuk sukses.
7). Kreativitas didasari dengan niat yang tulus karena Allah swt semata.

4.      Hikmah Berilmu, Kerja Keras, Kreatif, dan Produktif
Seseorang yang mampu untuk berkreatif dan produktif, maka akan banyak muncul dalam dirinya nilai-nilai positif bagi kehidupan sehari-harinya. Diantara nilai-nilai yang muncul dari orang yang kreatif dan produktif yaitu:
1. Dapat mengikuti perkembangan zaman sehingga karyanya diminati banyak orang
2. Memperoleh hasil yang cukup banyak dari karyanya
3. Tercukupinya kebutuhan hidup sehingga dapat hidup layak
4. Kepuasan batin karena mammpu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan diminati
5. Bertambah banyaknya hubungan persaudaraan sehingga hidup terasa lebih nyaman.

Nilai–nilai di atas haruslah bisa secepatnya bagi umat manusia khususnya umat Islam untuk meraih, menggapai dan memilikinya. Sebab saat ini persaingan global yang biasa disebut Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) telah dimulai di negara kita. Ini artinya bahwa tidak ada lagi batas pemisah antar satu negara dengan negara lain, sehingga manusia bisa bebas untuk mengembangkan kemampuan di bidangnya. Namun sungguhpun demikian, wajiblah bagi kita menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak mulya, budaya Islami dan menampakkan bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh umat manusia. Hal inilah yang menjadi tujuan awal Nabi Muhammad Saw diutus ke dunia ini, yakni untuk menyempurnakan akhlak jahiliyah, dengan akhlak yang
luhur. Maka nampaklah bahwa manusia tersebut memiliki kualitas yang baik, sehingga bisa menjaga harga diri dan martabat baik diri sendiri, umat Islam dan bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Video so7