BAB II : AKHLAK TERPUJI TERHADAP DIRI SENDIRI
MATERI
BAB II : AKHLAK TERPUJI TERHADAP DIRI SENDIRI
1.
Pengertian Berilmu, Kerja Keras, Kreatif, dan Produktif
a.
Berilmu
Kata
ilmu berasal dari bahasa arab yang berarti pengetahuan, kepandaian tentang
sesuatu. Lawan kata ilmu ialah jahl yang berarti kebodohan, ketidak tahuan.
Seseorang dikatakan berilmu apabila memiliki kemampuan atau kepandaian tentang
sesuatu, misalnya membaca kitab kuning (kitab tanpa harakat/tanda baca).
Apabila kemampuan membacanya sangat baik, maka orang tersebut dikatakan pandai
membaca kitab kuning. Sebaliknya, apabila seseorang tidak mengetahui sesuatu,
dikatakan orang yang tidak tahu. Apabila ketidak tahuanya sangat banyak (dalam
berbagai hal) maka disebut orang bodoh. Dengan berilmu manusia mengetahui mana
yang baik dan buruk, mengetahui mana yang halal dan yang haram serta dapat
membedakan kebaikan dan keburukan.
إِنَّ
اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ
وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ
دُونِهِ مِنْ وَالٍ
Artinya:
“Sesungguhnya Allah swt tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d ayat 11)
Semua
manusia mengakui bahwa ilmu sangat penting dalam kehidupan saat ini. Zaman
semakin maju dan terbuka, persaingan hidup yang semakin ketat dan terbuka serta
semakin sulit untuk dihindari. Tanpa bekal ilmu yang memadai, kiranya semakin
sulit menghadapi masa depan. Itulah sebabnya, kian lama manusia kian memiliki
kesadaran untuk terus menuntut ilmu. Biaya yang dikeluarkannya pun amat besar
untuk mencapai tingkatan pendidikan yang lebih tinggi. Demikian pentingnya ilmu
sehingga terdapat hadis yang artinya :
“Barang
siapa menginginkan kebahagiaan dunia, wajib baginya mempunyai ilmu. Barang
siapa menginginkan kebahagiaan akhirat, wajib baginya mempunyai ilmu. Barang
siapa menginginkan kebahagiaan keduanya, wajib baginya mempunyai ilmu”. (HR. Turmudzi)
Untuk
mencapai kebahagiaan akhirat, juga harus memiliki ilmu. Mengapa demikian?
Karena kebahagiaan akhirat hanya dapat dicapai dengan mengamalkan ajaran agama
secara benar. Untuk dapat mengamalkan ajaran agama secara benar diperlukan ilmu
tentang agama. Oleh sebab itu setiap muslim harus menyadari pentingnya berilmu.
Ajaran agama yang benar dan memiliki tingkat keilmuan yang baik serta dapat dipertanggungjawabkan
bisa kita dapatkan melalui pendidikan keagamaan berupa pendidikan pesantren,
madrasah atau pendidikan nonformal lainnya seperti madrasah diniyah. Namun nampaknya
dunia pesantren, madrasah dan madrasah diniyah dengan santri sebagai simbol utamanya
mulai kurang diminati oleh remaja saat ini bahkan juga sebagian orang tua yang
condong
mendahulukan ilmu duniawi (ilmu umum) dan menomor duakan ilmu ukhrawi (ilmu agama),
sehingga ilmu keagamaannya sangatlah kurang untuk dibuat bekal meraih
kebahagiaan di akhirat.
Dalam
hal ilmu, manusia dapat dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu:
a.
Mereka pandai dan dapat memanfaatkan ilmunya secara baik untuk kepentingan
agama dan kemanusiaan. Manusia kelompok ini adalah manusia yang dapat
bermanfaat untuk sesama, sehingga dengan kondisi seperti itu, maka akan membawa
keberkahan hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak.
b.
Mereka pandai namun tidak mau atau tidak mampu memanfaatkan ilmunya secara
baik. Golongan ini membahayakan orang lain karena mungkin ilmu yang dimiliki
digunakan untuk mencari keuntungan sendiri jika tidak diiringi keimanan yang
baik.
c.
Mereka yang tidak pandai tetapi menyadari kekurangan dirinya. Golongan ini masih
baik karena dapat diarahkan menuju yang baik. Apabila bersalah, dia segera
mengakui kesalahannya dan mau berusaha memperbaiki kesalahannya.
d.
Mereka yang tidak pandai namun tidak menyadari kekurangannya. Orang yang
demikian ini sulit diarahkan karena merasa mampu dan benar. Nasehat dan
pengarahan dari orang lain tidak diperlukan karena merasa mampu. Golongan ini
sering mengikuti hawa nafsunya dan tidak memperhatikan orang lain. Sehingga
berakibat tidak disukai dalam pergaulannya.
Dalam
kehidupan sehari-hari tentulah akan nampak di depan kita mereka yang memiliki
ilmu akan berbeda dengan mereka yang tidak berilmu. Secara garis besar, sikap
orang berilmu dan mencintai ilmu antara lain:
a. Memiliki
semangat untuk terus menggali ilmu
b. Rajin dan senang mendatangi tempat-tempat ilmu untuk memperoleh
tambahan ilmu
c. Ringan dalam
mengeluarkan biaya demi tercapainya suatu ilmu
d. Memiliki
banyak teman orang-orang yang berilmu.
e.
Berakhlak mulya dalam kesehariannya, sebab orang yang berilmu haruslah juga
memiliki akhlak yang baik dan tidak menyombongkan diri di depan orang lain.
Beberapa akhlak yang harus dimiliki orang berilmu dalam kehidupan sehari-hari
adalah:
1).
Bersabar, tenang dan tetap berwibawa
2).
Tidak sombong kecuali dengan orang zalim dengan tujuan memperingatkan mereka
3).
Mengutamakan sikap rendah hati
4). Menerima
dalil yang benar walaupun dari lawan
5). Selalu bertaqwa
kepada Allah swt.
Menuntut
ilmu bagi tiap muslim tanpa batas waktu, seseorang yang mencari ilmu akan
berakhir saat kematian menjemput. Menuntut ilmu juga tidak melihat strata
sosial manusia, di manapun, dengan siapapun dan dalam kondisi apapun, ilmu dapat
diperoleh. Sepanjang ilmu tersebut membawa kemanfaatan dan bukan ilmu yang
dilarang untuk memilikinya seperti ilmu sihir, perdukunan dan untuk
mencelakakan yang lain maka bolehlah bagi kita untuk mempelajarinya.
Memiliki ilmu
akan mengangkat derajat, harkat dan martabat seseorang di dunia, dan menjadikan
manusia bahagia di akhirat. Meraih cita-cita yang kita inginkan juga dengan
ilmu, untuk menjalani kehidupan sehari-hari juga butuh ilmu. Oleh karena itu
kita sebagai pelajar maka harus memiliki semangat tinggi untuk terus menuntut
ilmu.
b.
Kerja
Keras
Sikap
kerja keras berarti bersungguh-sungguh, bersemangat tinggi dalam mengerjakan
sesuatu. Tekun dan ulet, tidak mudah menyerah apabila menghadapi kendala atau
kesulitan. Setiap usaha memerlukan kesungguhan walaupun kadarnya berbeda. Sikap
seperti ini akan menuntun pada sebuah keberhasilan dan kesuksesan serta
mencapai apa yang telah diinginkan.
قُلْ
يَا قَوْمِ اعْمَلُوا عَلَىٰ مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ ۖ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ
Artinya:
Katakanlah: “Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, Sesungguhnya
aku akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahui,” (Az-Zumar: 39)
فَإِذَا
قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ
وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya:
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah swt banyak-banyak supaya kamu
beruntung”. (Al- Jumu’ah : 10)
Rasulullah
Saw bersabda yang artinya: “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai
Allah daripada mukmin yang lemah, namun pada masing-masing ada kebaikannya.
Bersemangatlah engkau mencapai sesuatu yang bermanfaat bagimu, mohonlah
pertolongan kepada Allah dan janganlah engkau merasa tak berdaya....” (HR.
Muslim dari Abu Hurairah).
Dalil
al-Qur’an dan hadis di atas merupakan pedoman dan dasar umat manusia untuk
bekerja keras dalam kehidupannya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya di
dunia yang tentunya diperuntukkan untuk ibadah kepada Allah swt.
Sikap kerja
keras seharusnya menjadi sikap setiap muslim. Untuk dapat memiliki sikap kerja keras,
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Selalu menyadari bahwa hasil yang diperoleh dari jerih payahnya sendiri lebih
terpuji dan mulia daripada menerima pemberian dari orang lain
2. Islam memuji
sikap kerja keras dan mencela meminta-minta
3.
Memiliki semboyan tidak suka mempersulit orang lain dengan mengharapkan
bantuannya
4. Menyadari
sepenuhnya bahwa memberi lebih mulia daripada meminta.
Maka
untuk menjadi orang yang mampu bekerja keras kita harus memperhatikan beberapa
hal di bawah ini:
1. Kuatkan niat
bahwa kerja keras itu adalah ibadah.
2. Kerjakan
sesuatu itu dengan sungguh-sungguh.
3. Jangan
menyerah jika menemui kesulitan.
4. Hindari
sesuatu yang melanggar agama.
5. Bertawakal
kepada Allah swt setelah bekerja keras.
Ujian
bagi seseorang yang telah berhasil mencapai apa yang ia inginkan melalui hasil
kerja keras dan jerih payahnya adalah sifat sombng, hal ini harus diwaspadai
jangan sampai setelah memperoleh apa yang telah diinginkan kemudia kita sombong
dan lupa akan bersyukur kepada Allah swt. Karena pada dasarnya apa yang telah
kita peroleh merupakan karunia dan nikmat yang diberikan oleh Allah swt kepada
kita setelah bekerja keras dan sungguh-sungguh serta niat
untuk ibadah
kepada Allah swt.
Adapun
hikmah bagi orang-orang yang bekerja keras adalah sebagai berikut :
1.
Disukai
Allah
2.
Tidak
musah putus asa
3.
Selalu
menemukan jalan ketika dalam kondisi terpaksa
4.
Merasa
sayang jika waktunya terbuang percuma
5.
Berpeluang
besar untuk meraih kesuksesan
6.
Lebih
memiliki harga diri dan percaya diri
c.
Kreatif
dan Produktif
Kata
kreatif berasal dari bahasa Inggris create yang berarti menciptakan. Creation
berarti ciptaan, sedangkan kreatif (creative) berarti memiliki daya cipta. Sedangkan
Produktif berarti banyak mendatangkan hasil dan banyak menghasilkan sesuatu.
Kedua sifat tersebut termasuk akhlak karimah yang perlu dimiliki oleh seorang
yang ingin maju. Jadi, kreatif yaitu seseorang yang memiliki kemampuan untuk
menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru. Orang yang kreatif selalu
melihat dan berpikir bahwa Allah swt, menciptakan alam semesta ini senantiasa
tidak akan sia-sia dan untuk dimanfaatkan sepenuhnya untuk keperluan hidup
manusia. Dengan konsep kreatif seperti ini maka akan memicu orang tersebut untuk
terus produktif atau selalu berfikir untuk berusaha mendatangkan banyak hasil
dari apa yang telah ia lakukan.
Namun
perlu dijadikan pegangan kuat bahwa modal yang telah Allah swt berikan kepada
kita dalam bentuk akal sehingga muncul kreatifitas dan menjadikan hidup lebih
produktif harus dibarengi dengan pengetahuan keimanan dan ketaqwaan yang baik,
sehingga dapat menggunakan akal untuk berfikir kreatif selalu berpegang teguh
pada ajaran-ajaran Islam dan berakhlak yang luhur, sehingga dapat menjadikan
hidup ini lebih berkah dan manfaat bagi sesama. Jika tidak demikian, maka
banyak contoh yang telah terjadi, bagaimana seorang pejabat justru menggunakan
kreatifitas dan produktifitasnya pada jalan yang salah, seperti korupsi,
penipuan dan hal-hal lain yang dilarang dalam ajaran Islam.
Zaman
semakin berkembang, persaingan hidup sangat ketat. Keadaan seperti ini
mengharuskan seorang muslim untuk bersaing dalam segala bidang, bukan
hanya berusaha
membentengi diri dengan keimanan namun juga berusaha menyeimbangkan diri dengan
perkembangan yang ada agar tidak tertinggal dan tidak terbelakang. Kebutuhan hidup
juga menjadi satu pertaruhan untuk tetap bisa bertahan dan berkembang, bahkan
harus tercukupi. Oleh karena itu kreatifitas sangat diperlukan dalam
menciptakan lapangan pekerjaan. Selain itu juga dibutuhkan produktifitas agar
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
Rasulullah
mengajak kepada setiap mukmin agar berusaha menjadi mukmin yang kuat. Kuat yang
dimaksud harus memenuhi persyaratan, yaitu:
1. Kuat fisik,
artinya gizi terpenuhi, olah raga teratur, dan istirahat yang cukup
2. Kuat harta,
artinya kebutuhan hidup dapat dipenuhi
3.
Kuat mental, artinya memiliki keberanian dalam menghadapi berbagai persoalan
4. Kuat iman,
artinya menjalankan ibadah sesuai dengan petunjuk agama
5.
Kuat ilmu, artinya dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapi agar dapat
mencapai cita- cita.
2.
Ciri-ciri Orang Berilmu, Kerja Keras, Kreatif, dan Produktif
Ciri-ciri orang yang kreatif dan produktif adalah sebagai berikut :
1). Memiliki jiwa yang dinamis dan profesional
2). Ingin segalanya yang paling lengkap dan sempurna.
3). Memiliki banyak ide dan kemauan
4). Suka memilih hal-hal yang bersifat menantang
5). Selalu mencoba dengan sesuatu yang baru.
3.
Cara Agar Memiliki Akhlak Terpuji Terhadap Diri Sendiri
Cara agar menjadi orang yang kreatif dan produktif adalah sebagai
berikut :
1). Memiliki disiplin tinggi
2). Berkarya dalam bidangnya
3). Selalu memiliki rasa ingin tahu (curiositas).
4). Terbuka pada hal-hal yang baru.
5). Berani memikul resiko.
6). Memiliki semangat yang tinggi untuk sukses.
7). Kreativitas didasari dengan niat yang tulus karena Allah swt
semata.
4.
Hikmah Berilmu, Kerja Keras, Kreatif, dan Produktif
Seseorang yang mampu untuk berkreatif dan produktif, maka akan
banyak muncul dalam dirinya nilai-nilai positif bagi kehidupan sehari-harinya.
Diantara nilai-nilai yang muncul dari orang yang kreatif dan produktif yaitu:
1. Dapat mengikuti perkembangan zaman sehingga karyanya diminati
banyak orang
2. Memperoleh hasil yang cukup banyak dari karyanya
3. Tercukupinya kebutuhan hidup sehingga dapat hidup layak
4.
Kepuasan batin karena mammpu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan diminati
5. Bertambah banyaknya hubungan persaudaraan sehingga hidup terasa
lebih nyaman.
Nilai–nilai di atas haruslah bisa secepatnya bagi umat manusia
khususnya umat Islam untuk meraih, menggapai dan memilikinya. Sebab saat ini
persaingan global yang biasa disebut Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) telah dimulai
di negara kita. Ini artinya bahwa tidak ada lagi batas pemisah antar satu
negara dengan negara lain, sehingga manusia bisa bebas untuk mengembangkan
kemampuan di bidangnya. Namun sungguhpun demikian, wajiblah bagi kita menjunjung
tinggi nilai-nilai akhlak mulya, budaya Islami dan menampakkan bahwa Islam adalah
rahmat bagi seluruh umat manusia. Hal inilah yang menjadi tujuan awal Nabi
Muhammad Saw diutus ke dunia ini, yakni untuk menyempurnakan akhlak jahiliyah,
dengan akhlak yang
luhur. Maka nampaklah bahwa manusia tersebut memiliki kualitas yang
baik, sehingga bisa menjaga harga diri dan martabat baik diri sendiri, umat
Islam dan bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar